IHSG Tetap Perkasa Meski Ekonomi Global Suram
![]() |
| Foto: Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham saat Pembukaan Perdagangan Tahun di Gedunh Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (2/1/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) |
krinkz.co — Di tengah ramalan suram ekonomi dunia, pasar saham Indonesia justru menunjukkan ketahanan yang cukup kuat. IHSG masih dinilai memiliki energi untuk melaju, didorong oleh stabilitas domestik dan optimisme pelaku pasar terhadap prospek ekonomi nasional.
IHSG Masih Solid di Tengah Awan Gelap Global
Sejumlah lembaga riset memperkirakan kondisi ekonomi global pada tahun mendatang masih dibayang-bayangi tekanan, mulai dari inflasi tinggi, melemahnya permintaan dunia, hingga gesekan geopolitik yang belum mereda. Namun, dampak tersebut tidak serta-merta menyeret IHSG jatuh.
Justru, kekuatan ekonomi domestik menjadi penopang utama. Pertumbuhan konsumsi yang stabil, inflasi yang relatif terkendali, dan potensi penurunan suku bunga acuan membuat pasar saham Indonesia tetap menarik.
Seorang analis pasar modal menegaskan, “Faktor domestik tetap menjadi kunci. Selama stabilitas ekonomi terjaga, IHSG punya ruang cukup lebar untuk bergerak naik.”
Potensi IHSG Tembus 8.000 Masih Terbuka
Optimisme terhadap pasar saham Indonesia bukan tanpa alasan. Formula yang mendorong IHSG tetap kuat antara lain:
- Pelonggaran moneter yang membuka peluang pembiayaan lebih murah bagi dunia usaha.
- Arus modal asing yang kembali masuk saat kondisi global mulai stabil.
- Fundamental ekonomi domestik yang relatif lebih kokoh dibanding banyak negara lain.
Pada periode sebelumnya, IHSG bahkan sempat menyentuh kisaran 8.000 setelah bank sentral memangkas suku bunga acuan. Keputusan tersebut langsung memacu arus beli investor, terutama dari sektor perbankan dan teknologi.
Namun, penguatan IHSG tidak serta-merta bersifat permanen. Beberapa analis mengingatkan bahwa indeks masih sensitif terhadap gejolak eksternal serta dinamika kebijakan global.
Tantangan Masih Besar, Investor Diminta Waspada
Meski peluang penguatan terbuka lebar, sejumlah risiko tetap harus diwaspadai, antara lain:
- Fluktuasi ekonomi global: perlambatan pertumbuhan, konflik geopolitik, dan kebijakan perdagangan dapat mempengaruhi aliran modal global.
- Ketergantungan pada dana asing: jika investor global menarik portofolio, IHSG berpotensi mengalami koreksi signifikan.
- Sensitivitas terhadap data domestik: inflasi, tingkat konsumsi, dan kebijakan suku bunga menjadi faktor penentu arah pasar.
Para ekonom memprediksi IHSG masih bisa bergerak di kisaran atas selama pemerintah mampu menjaga sentimen positif di sektor riil, khususnya belanja publik dan konsumsi rumah tangga.
Prospek: Peluang Tetap Ada di Tengah Ketidakpastian
Pola pergerakan IHSG menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia memiliki daya tarik tersendiri. Selama kondisi domestik stabil dan kebijakan moneter mendukung, peluang pertumbuhan tetap terbuka.
Bagi investor, kondisi ini memberi ruang untuk memanfaatkan koreksi pasar sebagai peluang akumulasi. Namun, strategi tetap harus terukur: diversifikasi, pantau sentimen global, dan lakukan analisis fundamental secara berkala.
Pengamat pasar menilai bahwa tahun mendatang akan menjadi fase “survival of the strongest” bagi indeks domestik. Jika kebijakan pemerintah mampu menahan tekanan global, maka IHSG bukan hanya bertahan — tetapi berpotensi kembali mencetak rekor.
E: Agus Sanjaya | P: Elvan Widyatama
