Artikel,bullying,kapitalisme,Opini,Pendidikan,sekolah,Sekulerisme,Sistem Pendidikan Islam,Solusi Islam,
KEGAGALAN PENDIDIKAN SEKULER - KAPITALISME: SEBUAH REFLEKSI TENTANG NILAI-NILAI PENDIDIKAN
Oleh: Yulianingsih | Aktivis Muslimah
Krinkz.co - Di balik pintu-pintu sekolah yang terlihat damai dan menyenangkan, terdapat kenyataan pahit yang seringkali tersembunyi dari pandangan orang tua dan guru. Bullying atau perundungan telah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan di banyak sekolah. Anak-anak dan remaja yang seharusnya menikmati masa-masa belajar dan berkembang justru harus menghadapi tekanan, intimidasi, dan kekerasan dari teman-teman sebayanya.
Dikutip dari beritasatu.com, Sebuah video berdurasi 19 detik viral di media sosial menampilkan aksi kekerasan terhadap seorang pelajar berseragam Pramuka di SMK Negeri 2 Pangkep, Sulawesi Selatan. Dalam video tersebut, korban berinisial MA (16) tampak dihujani pukulan oleh pelaku berinisial F (16) di jalan raya depan sekolah, disaksikan sejumlah siswa lain yang justru merekam kejadian tersebut dengan ponsel mereka. Kasat Reskrim Polres Pangkep AKP Muhammad Saleh menyebut peristiwa itu terjadi pada Jumat (1/8/2025), dipicu senggolan bahu di dalam sekolah.
Miris sekali peristiwa tersebut terjadi di lingkungan pendidikan, tempat yang seharusnya melahirkan generasi penerus yang cemerlang, yang berkompeten untuk melakukan perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. Di lingkungan pendidikan justru malah terjadi tindak kekerasan yang pemicunya cuma persoalan sepele. Semua itu merupakan salah satu bukti potret buramnya dunia pendidikan ala sistem sekuler-kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan dan berorientasi pada materialisme.
Di dalam sistem pendidikan sekuler-kapitalisme, lahir generasi yang lemah dan rapuh, tidak bisa mengendalikan dirinya dalam menghadapi berbagai persoalan, termasuk kecemasan, ketakutan, dan pelarian terakhirnya melakukan kemaksiatan seperti narkoba, tawuran, dan pembegalan.
Kegagalan dari penerapan sistem pendidikan sekuler-kapitalisme ini cenderung membuat generasi muda kehilangan nilai-nilai agama dan spiritual serta lebih fokus pada aspek intelektual dan material.
Beberapa dampak dari sistem pendidikan sekuler-kapitalisme:
Pertama, kerusakan moral. Generasi muda menjadi lebih egois, individualis, dan kehilangan rasa empati terhadap orang lain, sehingga terjadilah tindakan kekerasan seperti bullying, tawuran, dan pembegalan.
Kedua, ketergantungan pada materialisme. Generasi muda lebih fokus pada pencapaian material, sehingga mengabaikan nilai-nilai spiritual dan moral yang akan melahirkan generasi koruptor.
Ketiga, kehilangan identitas Generasi muda lebih cenderung mengikuti tren dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya.
Keempat, peningkatan kekerasan. Generasi muda lebih agresif dan cenderung melakukan kekerasan karena tidak memiliki nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat.
Kelima, tidak adanya kontrol dari negara. Negara abai terhadap tayangan-tayangan di berbagai media sosial yang memuat tontonan yang merusak pemikiran generasi, seperti pornografi, kekerasan, dan lain-lain.
Nah, yang menjadi pertanyaan: mengapa masyarakat masih mau diatur oleh sistem sekuler-kapitalisme? Padahal sistem ini sudah jelas terbukti merusak sendi-sendi kehidupan dalam berbagai aspek: ekonomi, pendidikan, sosial, dan politik. Dengan demikian, perlu dilakukan upaya lebih besar untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kebobrokan sistem sekuler-kapitalisme dan alternatif yang lebih baik untuk menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Solusinya, hanya dengan diterapkannya sistem pendidikan Islam yang lebih holistik dan berbasis nilai-nilai agama dan spiritual.
Di dalam sistem pendidikan Islam, yang dijadikan tolak ukur keilmuan adalah syariat Islam, yang tidak berorientasi pada materi dan intelektual saja. Sejak dini ditanamkan nilai keimanan dan ketakwaan yang akan melahirkan akhlak yang mulia, tatakrama, kecerdasan, dan mental yang kuat, sehingga mencetak generasi yang berkepribadian Islam, yaitu pola pikir dan pola sikapnya sesuai syariat Islam. Pendidikan Islam memiliki pondasi akidah.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: "Sungguh bahwa seseorang mendidik anaknya adalah lebih baik dari ia bersedekah satu sha" (HR. Tirmidzi).
Sistem pendidikan Islam meliputi:
Pertama, integrasi ilmu pengetahuan dan agama. Mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan agama dalam proses belajar. Hal ini membantu siswa memahami hubungan antara ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai agama.
Kedua, Fokus pada pembentukan karakter. Pembentukan karakter siswa tidak hanya pada pencapaian akademik. Hal ini membantu siswa menjadi individu yang berakhlak mulia dan memiliki nilai-nilai moral yang kuat.
Ketiga, mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual. Mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual siswa melalui pembelajaran tentang nilai-nilai agama dan praktik spiritual.
Keempat, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab. Mendorong siswa untuk menjadi mandiri dan bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka.
Kelima, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif melalui pembelajaran yang berbasis pada penyelesaian masalah.
Keenam, meningkatkan kualitas guru dan pengajar. Menekankan pentingnya kualitas guru dalam proses belajar, memiliki pengetahuan yang luas dan kemampuan mengajar yang baik.
Ketujuh, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi melalui pembelajaran yang berbasis pada kerja sama dan diskusi.
Kedelapan, meningkatkan kualitas lingkungan belajar. Meningkatkan kualitas lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif agar siswa dapat belajar lebih efektif.
Dengan demikian, sistem pendidikan Islam dapat membentuk individu yang utuh dan seimbang, yang memiliki kemampuan intelektual, berkepribadian Islam, serta memiliki mental yang kuat sehingga mampu mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai problematika kehidupan.
Segala sesuatunya disandarkan pada hukum syara yang akan membawa pada ketaatan. Maka akan terwujud kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera. Semua itu akan terwujud dengan adanya sebuah institusi negara Khilafah Islam, yang akan menjadikan negara sebagai penanggung jawab urusan umat dan mengontrol media sebagai sarana edukasi. Dengan demikian, penerapan sistem pendidikan Islam bisa terwujud di bawah naungan Khilafah Islamiyyah.
Wallahu a’lam bish-shawab
Halaman
.jpg)