MERDEKA DALAM NAMA, TERJAJAH DALAM REALITA
Oleh: Diana Aprilianti | Pelajar
Krinkz - "Delapan dekade telah berlalu sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia, namun pertanyaan yang masih menghantui adalah: Apakah kemerdekaan yang kita rayakan benar-benar telah membebaskan kita dari segala bentuk penjajahan? Atau adakah bentuk penjajahan baru yang kita hadapi, yang tidak lagi berupa senapan dan meriam tetapi melalui sistem struktur, dan mentalitas yang masih terjajah?"
Jakarta: Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengungkapkan dalam periode Agustus 2024 hingga Februari 2025 terjadi pengurangan tenaga kerja secara signifikan.
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 939.038 pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Pekerjaan (PHK) di 14 sektor usaha berdasarkan klasifikasi KBLI.
Pada periode yang sama, penyerapan tenaga kerja tercatat tumbuh sebanyak 523.383 orang, Dengan demikian, secara total terjadi pengurangan tenaga kerja sebanyak 415.655 orang.
"pengurangan tenaga kerja tersebut paling banyak terjadi disektor tekstil," yang Ristadi dalam keterangan resmi yang diterima Media Indonesia, Jumat, 8 Agustus 2025
Peringatan 80 tahun kemerdekaan RI kemarin seharusnya menjadi momen untuk merayakan kemajuan dan keberhasilan bangsa. Namun, kenyataanya masih banyak masalah yang belum selesai. Dibidang ekonomi, banyak pekerja yang kena PHK tanpa alasan yang jelas, pendapatan masyarakat stagnan atau bahkan menurun, sementara pengeluaran makin besar karena harga-harga yang melambung tinggi. Ini jelas tidak sesuai dengan harapan kemerdekaan yang seharusnya membawa kesejahteraan bagi rakyat.
Permasalahan ini bukan cuma dibidang ekonomi, tetapi juga dibidang pemikiran. Banyak generasi muda yang dijauhkan dari pemikiran Islam yang sebenarnya, dan malah diajarkan untuk mengikuti pemikiran-pemikiran yang tidak sejalan dengan Islam, seperti pengaruh hegemoni barat. Ini membuat umat Islam semakin sulit untuk berpikir secara shahih dan mengikuti ajaran agama dengan benar.
Indonesia masih terjajah secara hakiki, meskipun sudah merdeka dari penjajahan fisik. Kemerdekaan seharusnya membawa kesejahteraan bagi rakyat, tapi nyatanya masih banyak rakyat yang kesulitan. Ini karena sistem sekuler kapitalisme yang diterapkan saat ini berpihak pada kesejahteraan rakyat, tapi malah melayani kepentingan kapitalis.
Sistem sekuler kapitalisme ini jelas sangat tidak adil bagi rakyat, Kapitalis semakin kaya, sementara rakyat semakin miskin. Ini karena sistem ini tidak dirancang untuk menyejahterakan rakyat, tetapi untuk memaksimalkan keuntungan bagi kapitalis. Akibatnya, kesenjangan sosial dan ekonomi semakin melebar.
Untuk meraih kemerdekaan hakiki, kita butuh perubahan yang lebih besar dan lebih hakiki. Sistem Islam Kaffah bisa menjadi solusi bagi masalah ini. Dengan sistem ini, negara bisa menjamin kesejahteraan rakyat dengan memenuhi kebutuhan pokok mereka, membuka lapangan pekerjaan, dan memberikan santunan bagi yang membutuhkan, seperti baitul maal.
Dalam jangka panjang, perubahan hakiki ini bisa membawa Indonesia menuju kemerdekaan yang sebenarnya. Kita butuh jama'ah dakwah Islam ideologis yang bisa melakukan perubahan hakiki dari sistem kufur menuju sistem Islam. Dengan demikian, kita bisa meraih kemerdekaan hakiki dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Solusi untuk menyelesaikan seluruh permasalahan di atas yang
paling efektif hanyalah sistem islam, didalam sistem islam:
Sistem pemerintahannya yang berbasis syari'at, yang
diperoleh khalifah yang adil dan amanah.
Sistem perekonomiannya berbasis syari'at yang diperoleh
dari zakat, wakaf, dan sebagainya tidak mengandalkan dari utang (investasi)
yang berbasis riba dan spekulasi seperti yang terdapat dari sistem kapitalisme.
Baitul maal berfungsi untuk membantu rakyat miskin dan
pengangguran supaya bisa tetap memenuhi kebutuhan hidupnya
Negara bertanggung jawab untuk memastikan setiap warganya
mendapatkan penghidupan yang layak. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
Gembirakanlah mereka, jangan membuat mereka lari. Permudahlah urusan mereka,
jangan mempersulit mereka (HR Muslim, Abu Dawud dan Ahmad).
Dalam Al-Qur'an dan Hadits, terdapat ayat dan hadits yang
menekankan pentingnya keadilan, kesetaraan.
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang
yang selalu menegakkan keadilan, menjadi sanksi karena Allah, walaupun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu." (TQS. An-Nisa ayat
135).
Hadits Nabi Muhammad SAW:
"Keadilan adalah cahaya, dan kezhaliman adalah
kegelapan." (HR. Muslim).
Islam merupakan rahmatan lil'alamin kesejahteraannya dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia lain halnya dengan sistem kapitalisme yang dapat dirasakan oleh segelintir orang saja.
Kesejahteraan dan keadilan yang merata hanya akan terwujud
dengan diterapkannya sistem islam di bawah naungan khilafah.
Wallahu A'alam Bishawab.