LISENSI

RmdmRmA6TmA7Rmd8Rmj7Rqw5R7TusBSpMXQpaVQps6ftMBQcsrfoaBL=

CUSTOM CSS DAN JS

CLOSE AD
Artikel,DBD,dbd (demam berdarah dengue),gejala,Kesehatan,nyamuk (aedes aegypti),pematangsiantar,pencegahan,psn (pemberantasan sarang nyamuk),

Waspada DBD: 210 Kasus, 3 Tewas di Pematangsiantar 2025

Artikel,, Kesehatan, dbd (demam berdarah dengue), pematangsiantar, nyamuk (aedes aegypti), pencegahan, gejala, psn (pemberantasan sarang nyamuk)
Kantor Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar. (Foto:Dokumen/Mistar)

Krinkz.co, Pematangsiantar – Kota Pematangsiantar mencatat 210 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang 2025. Dari jumlah tersebut, tiga orang dilaporkan meninggal dunia. Data ini menegaskan bahwa DBD masih menjadi ancaman nyata bagi warga.

Status ini disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, Urat Simanjuntak, di mana ia juga mengimbau masyarakat untuk memperketat langkah pencegahan.

Mengapa Angka Kasus Tetap Tinggi

Menurut Dinkes, penyebab utamanya adalah penyebaran nyamuk pembawa virus (Aedes aegypti) yang berkembang biak di penampungan air bersih maupun tergenang. Lingkungan dengan genangan air, wadah terbuka, dan sampah menjadi tempat ideal bagi jentik berkembang.

Perubahan musim serta peralihan cuaca turut berkontribusi pada lonjakan kasus. Seperti di rumah sakit setempat, rawat inap akibat DBD meningkat selama musim pancaroba.

Faktor lainnya adalah kesadaran masyarakat yang belum merata dalam melakukan pencegahan mandiri. Beberapa warga belum rutin memeriksa atau membersihkan tempat penampungan air di sekitar rumah.

Imbauan dan Pencegahan Dinkes

Untuk mencegah penyebaran, Dinkes menggalakkan Gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan metode 3M:

  • Menguras penampungan air rutin
  • Menutup wadah yang bisa menampung air
  • Mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air.

Selain itu, program "1 Rumah 1 Jumantik" digalakkan. Satu anggota keluarga ditunjuk khusus untuk memeriksa dan memantau jentik nyamuk secara berkala.

Dinkes juga meminta warga segera ke fasilitas kesehatan jika ditemukan gejala seperti demam tinggi mendadak, supaya penanganan bisa dilakukan sedini mungkin.

Tren DBD di Daerah Lain — Bisa Dijadikan Pembanding

Kasus DBD tak hanya terjadi di Pematangsiantar. Data dari berbagai daerah menunjukkan tren serupa. Di provinsi seperti Riau, sejak awal 2025 tercatat ribuan kasus, dan di beberapa kabupaten dan kota angka kematiannya cukup tinggi.

Begitu pula di wilayah lain — misalnya sejumlah daerah di Sumatera Selatan — kasus terus bertambah meski telah dilakukan upaya pencegahan.

Kondisi nasional pun menunjukkan bahwa DBD tetap menjadi masalah kesehatan serius. Faktor lingkungan, cuaca, dan perilaku masyarakat menjadi penentu utama apakah wabah bisa dicegah atau justru meluas.

Kenali Gejala DBD — Penting untuk Deteksi Dini

Warga perlu mewaspadai gejala berikut sebagai tanda kemungkinan DBD: demam tinggi mendadak, nyeri sendi, nyeri otot, ruam kulit, pendarahan ringan, kelelahan ekstrim. Bila muncul gejala tersebut — terutama demam mendadak — segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Penanganan di tahap awal dapat menyelamatkan nyawa. Penanganan terlambat sering menjadi penyebab fatalitas. Di wilayah yang ramai pasien DBD, rumah sakit melaporkan peningkatan kasus rawat inap dan rawat jalan, terutama saat cuaca berubah.

Apa yang Bisa Dilakukan Warga — Peran Keluarga dan Lingkungan

  • Periksa dan bersihkan pot bunga, ember, bak penampungan air, kaleng bekas, dan benda apa pun yang bisa menampung air.
  • Tutup rapat penampungan air bersih.
  • Daur ulang atau buang barang bekas yang bisa menjadi sarang jentik nyamuk.
  • Jadikan satu anggota keluarga sebagai “jumantik” untuk rutin memantau lingkungan.
  • Segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit bila ada demam mendadak atau gejala mencurigakan.

Langkah sederhana ini dapat mencegah penyebaran DBD dan meminimalkan risiko kematian.

Tantangan di Lapangan

Meski imbauan sudah digalakkan, belum semua warga konsisten melaksanakan pencegahan. Di beberapa lokasi, penampungan air terbuka atau genangan air sering ditemukan, terutama setelah hujan.

Selain itu, faktor cuaca dan peralihan musim membuat nyamuk lebih mudah berkembang. Tanpa kerjasama aktif dari masyarakat, upaya pengendalian dari pemerintah akan sulit maksimal.

Di sisi layanan kesehatan, beban rumah sakit meningkat, terutama saat musim pancaroba. Tenaga medis dan fasilitas harus siap menangani lonjakan pasien.

Kesimpulan

Kasus DBD di Pematangsiantar sepanjang 2025 mencapai 210 kasus dengan 3 korban jiwa. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun sudah ada usaha pencegahan, DBD tetap menjadi ancaman serius.

Pencegahan lewat gerakan PSN 3M, program 1 Rumah 1 Jumantik, dan deteksi dini gejala adalah kunci utama menekan penyebaran. Warga perlu aktif, keluarga perlu peduli, dan lingkungan harus dijaga — agar kasus DBD tak terus meningkat.

Data dari daerah lain menunjukkan bahwa DBD bukan masalah lokal saja, melainkan isu nasional yang membutuhkan kesadaran kolektif.

Mari jaga lingkungan, perhatikan kebersihan, dan waspada terhadap gejala demam. Kesehatan bersama perlu upaya bersama.

E: Agus Sanjaya | P: Hamzah Harahap

Halaman
3733067073743872993
Chat Kami disini

Form Bantuan Whatsapp

Hello! Ada yang bisa dibantu?
×
×
Total Harga ( Produk)

Tulis catatan disini untuk keterangan lainnya

Total Harga ( Produk)

Biaya Admin:

Biaya ongkir: dg berat ()

Total Pembayaran:

Untuk produk fisik, Ongkos kirim akan muncul setelah ongkir dipilih

Tampilkan Kupon